BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pelayanan bimbingan di lembaga pendidikan formal akan
terlaksana dengan mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan bimbingan
itu bisa diselenggarakan dalam program bimbingan, yaitu suatu rangkaian
kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama
periode tertentu. Kegiatan bimbingan mencakup tiga jenis bimbingan, yaitu
bentuk bimbingan, sifat bimbingan, dan ragam bimbingan, yang masing-masing
memberikan corak tertentu pada kegiatan yang terapung dalam suatu program
bimbingan.
Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan non materil yang diberikan kepada individu atau
kelompok. Bimbingan juga mempunyai model dan pola dasar yang merupakan asas
pokok untuk mengatur penyebaran pelayanan bimbingan. Penerapan pola dasar
tertentu dapat berakibat terhadap pola organisasi bimbingan yang terapung dalam
program bimbingan.
Oleh karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang
jenis, model, dan pola dasar bimbingan kepada
para mahasiswa, maka melalui tulisan ini
akan dipaparkan tentang jenis
bimbingan, model bimbigan dan pola dasar bimbingan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana jenis-jenis bimbingan ditinjau
dari bentuk, sifat dan ragamnya?
2.
Bagaimana model-model bimbingan dan konseling?
3.
Bagaimana pola dasar bimbingan dan konseling?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui jenis-jenis bimbingan baik dari bentuk, sifat maupun ragamnya.
2. Untuk
mengetahui model-model bimbingan dan konseling
3. Untuk mengetahui pola dasar bimbingan dan
konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Jenis-jenis
bimbingan ditinjau dari bentuk, sifat, dan ragamnya
Bimbingan
dapat dibagi atas beberapa jenis bimbingan atau macam bimbingan, yaitu beberapa
golongan berdasarkan sudut pandang tertentu. Jenis bimbingan pada dasarnya
dibagi atas tiga jenis, yaitu bentuk bimbingan, sifat bimbingan dan ragam
bimbingan.
1. Bentuk
bimbingan
Bentuk bimbingan lebih
mengarah pada jumlah individu yang diberi pelayanan bimbingan. Menurut
bentuknya, bimbingan ada dua yaitu bimbingan individual dan bimbingan kelompok.
1.1 Bimbingan
individual
Bimbingan individual
yaitu bimbingan yang dilakukan bila siswa yang dilayani hanya satu orang dan disalurkan melalui
bimbingan perseorangan yang lebih mengarah pada konseling individual.
1.2 Bimbingan
kelompok
Bimbingan kelompk yaitu
bimbingan yang dilakukukan bila siswa yang
dilayani lebih dari satu orang. Bimbingan kelompok diselenggarakan untuk
memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional, dan sosial. Misalnya
bimbingan yang berkaitan dengan orientasi siswa baru. Melalui bimbingan
kelompok siswa baru akan mendapat informasi tentang sekolah barunya, meliputi
lingkungan sekolah, program sekolah, dan kebijakan-kebijakan sekolah.
2. Sifat
bimbingan
Istilah sifat bimbingan disini menunjuk pada tujuan yang ingin dicapai dalam
pelayanan bimbingan. Sifat-sifat
itu adalah:
2.1 Pencegahan/preventif
Bimbingan berusaha
mencegah siswa dari berbagai masalah yang mungkin timbul, yang dapat mengganggu
dan menghambat perkembangannya. Pencegahan ini bisa dilakukan dengan cara
sosialisasi. Misalnya sosialisasi narkoba, pergaulan bebas dan bahaya merokok.
Dengan sosialisasi ini diharapkan dapat mencegah siswa melakukan hal tersebut.
Contoh dari kegiatan preventif adalah
memberikan informasi kepada siswa di SMA kelas satu tentang isi program studi
IPA, IPS dan Bahasa, menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan
program studi. Kegiatan ini dilakukan agar dapat mencegah terjadinya salah
jurusan yang nantinya dapat mengganggu proses belajar siswa.
2.2 Penyembuhan/korektif
Jika individu sudah
terlanjur mengalami masalah yang dapat mengganggu perkembangannya, maka bimbingan
bersifat menyembuhkan individu tersebut dari masalah yang dihadapinya. Proses
penyembuhan itu harus diawali dengan pemahaman tentang diri individu, bagaimana
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Setelah memahami tentang diri
individu, yang tak kalah pentingnya adalah memahami masalah yang sedang dialami
oleh individu. Pemahaman tentang masalah individu ini supaya konselor dapat
dapat mengeluarkan individu dalam masalahnya atau menyembuhkan individu
tersebut.
2.3 Perbaikan
Perbaikan merupakan suatu
bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau sekelompok siswa yang
mengalami masalah dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
terjadi, sehingga siswa tersebut dapat berkembang secara optimal.
2.4 Pemeliharaan
dan pengembangan
Bimbingan bersifat
memelihara dan mengembangkan segala bentuk potensi dan kepribadian yang ada dalam diri individu secara mantap,
terarah, dan berkelanjutan. Kondisi individu yang sudah baik dijaga agar tetap
baik dan dikembangkan.
3. Ragam
Bimbingan
Ragam bimbingan
menunjuk pada bidang kehidupan tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam
pelayanan bimbingan. Ragam bimbingan tersebut adalah:
3.1 Bimbingan
belajar (Educational guidance)
Bimbingan belajar
adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat dalam memilih
program studi yang sesuai,dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan
dengan tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. Bimbingan belajar
mempunyai kaitan langsung dengan proses kegiatan belajar mengajar, sehingga
setiap pelayanan bimbingan harus sesuai dengan proses pengajaran.
Program bimbingan
belajar akan memuat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Orientasi
kepada siswa baru tentang tujuan institusional, isi kurikulum pengajaran,
struktur organisasi sekolah dan lain-lain.
2. Penyadaran
kembali tentang cara belajar yang tepat selama sekolah.
3. Bantuan
dalam hal mengatasi kesulitan belajar, seperti kurang siap menghadapi ujian,
kurang berkonsentrasi, dan lain-lain.
4. Bantuan
dalam hal membentuk berbagai kelompok belajar dan mengatur seluruh kegiatan
belajar kelompok supaya belajar efisien dan efektif.
3.2 Bimbingan
karier
Bimbingan karier adalah
bimbingan yang membantu peserta didik mengenal dan mengembangkan potensi diri
melalui penguasaan pengetahuan dan keterampiln, mengembangkan nilai-nilai dan
sikap yang positif untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia pekerjaan.
Dalam hal ini, peranan sekolah menjadi semakin penting, baik dalam menyediakan
berbagai program studi sebagai persiapan untuk memasuki dunia pekerjaan, maupun
dalm menyajikan beraneka kegiatan bimbingan yang berkaitan dengan dunia
pekerjaan.
3.3
Bimbingan
pribadi dan sosial
Bimbingan yang membantu
individu untuk mengenal dirinya sendiri dan mengenal dunia sosial. Bimbingan
pribadi dan sosial ini dikaitkan dengan pengembangan pribadi siswa dan
hubungan-hubungannya dengan orang lain. Semakin dewasa individu, maka semakin
banyak masalah pribadi dan sosial yang dihadapi. Bimbingan pribadi dan sosial
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Informasi
tentang tahap perkembangan yang sedang dilalui oleh individu.
2. Penyadaran
akan keadaan masyarakat yang semakin berkembang ke arah masyarakat modern.
B.
Model
dan Pola Dasar BK
Model-model
BK dan pola dasar bimbingan bermula dari gerakan bimbingan dan konseling di
Amerika yang dikembangkan disejumlah kerangka pikir yang menjadi pedoman dan
pegangan dalam pelayanan di sekolah-sekolah.
1. Model-model
BK
·
Frank Parson
yang menciptakan istilah Vocational Guidance Yang menekankan ragam jabatan
bimbingan dengan menganalisis diri
sendiri, analisis terhadap bidang pekerjaan, serta memadukan keduanya dengan
berpikir rasional dan mengutamakan komponen bimbingan pengumpulan data serta
wawancara konseling.
·
William M.
Proctor, (1925) yang mengembangkan model bimbingan mengenalkan dua fungsi yaitu
fungsi penyaluran dan fungsi penyesuaian menyangkut bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam memilih program studi, aktivitas eksra kurikuler, bentuk
rekreaasi, jalur persiapan memegang sesuai dengan kemampuan, bakat, minat dan
cita-cita siswa.
·
John M.
Brewer,(1932) yang mengembengkan ragam bimbingan seperti bimbingan belajar,
bimbingan rekreasi, bimbingan kesehatan,bimbingan moral dan bimbingan
perkembangan. Model ini tidak hanya mengenai bimbingan jabatan saja.
·
Donal G.
Patterson(1938) dalam konseling yang dikenal dengan metode klinis
menekankanperlunya menggunakan teknik-teknik untuk mengenal konseli dengan
menggunakan tes psikologis da studi diagnostik.
·
Wilson Little
dan AL. Champman,(1955) menekankn perlunya memberikan bantuan kepada semua
siswa dalam aspek perkembangan siswa dalam bidang studi akademik dalam
mempersiapkan diri memangku suatu jabtan dan dalam mengolah pengalaman batin
serta pergaulan sosial. Model ini memanfaatkn bentuk pelayanan individualdan
kelompok,mengutamakn sifat bimbngan prefentif dan preseveratif dan melayani
bimbingan belajar, jabatan dan bimbingan pribadi.
·
Kenneth B.
Hoyt,(1962)yang mendiskrisikan model bimbingan mencakup sejumlah kegiatan
bimbingan dalam rangka melayani kebutuhan siswadi jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Model ini menekankan pelayanan individual dan kelompok dan
memungkinkan pelayanan yang bersifat preventif, preserveratif dan remidial dan
mengutamakan ragam bimbingan belajardan pribadi.
·
Ruth Strabf,
(1964) berpandangan bahwa bimbingaan melalui wawancara konseling. Model ini
menekankan bentuk pelayanan individu dan kelompok dan mengutamakan komponen
bimbingan pengumpulan dan wawancara konseling.
·
Artur J.
Jones,(1970) menekankan pelayanan bimbingan sebagai bantuan kepada siswa dalam
membuat pilihan-pilihan dan dalam mengadakan penyesuaian diri. Bantuan itu
terbatas pada masalah-masalah yang menyangkut bidangstudi akademik dan bidang
pekerjaan. Model ini juga menekankan bentuk pelayanan individu mengutamakan
ragam bimbingan belajar serta bimbingan jabatan.
·
Julius menacker,
(1976) model ini menekankan usaha mengadakan perubahan dalam lingkungan
hidupyang menghambat perkembangan yang optimal bagi siswa. Keunggulan model ini
adalah pandangan perilaku seseorang sebaiknya dilihat sebagai hasil interaksi
antara individu dengan lingkungan hidupnya.
2.
Pola-pola
Bimbingan
Pola
bimbingan adalah suatu asas pokok untuk mengatur penyebaran pelayanan bimbingan
di sekolah, dengan mempertimbangkan kegiatan bimbingan apa yang diadakan, oleh
siapa bimbingan dilaksanakan dan kepada siapa bimbingan diberikan.
2.1 Pola
Generalis
Pola generalis
berasaskan keyakinan, bahwa corak pendidikan dalam suatu institusi pendidikan
berpengaruh terhadap kualitas serta kuantitas usaha belajar siswa, dan seluruh
staf pendidik dapat menyumbang pada perkembangan kepribadian masing-masing
siswa. Segi positif dari pola dasar ini adalah tekanan yang diberikan pada
perhatian terhadap perkembangan optimal masing-masing siswa dan pada
partisipasi semua tenaga kependidikan dalam program kegiatan bimbingan.
Kelemahannya adalah terdapat persebaran pelayanan bimbingan yang luas, dengan
melibatkan banyak pengajar. Belum tentu semua tenaga pengajar mampu melaksanakan
bimbingan.
2.2 Pola
Spesialis
Pola spesialis
berasaskan keyakinan, bahwa pelayanan bimbingan di institusi pendidikan harus
ditangani oleh para ahli bimbingan yang masing-masing berkemampuan khusus dalam
cara pelayanan bimbingan tertentu seperti testing psikologis, bimbingan karier,
dan bimbingan konseling. Segi positif pola dasar ini adalah pelayanan bimbingan
yang diberikan kepada siswa bermutu tinggi. Kelemahannya adalah terdapat
kecenderungan sentrifugal, yaitu kecendrungan semua tenaga ahli akan bekerja
sendiri-sendiri dan saling melemparkan tanggung jawab.
2.3 Pola
Kurikuler
Pola kurikuler
berasaskan keyakinan, bahwa kegiatan bimbingan di institusi pendidikan
diusulkan dimasukkan dalam kurikulum pengajaran dalam bentuk pengajaran khusus
dalam rangka kursus bimbingan. Segi positif dari pola ini adalah hubungan yang
lebih dekat dengan staf pengajar, karena semua tenaga bimbingan langsung terlibat
dalam seluk beluk pengajaran. Kelemahannya terletak pada kenyataan yaitu
kemajuan dalam pemahaman diri dan perkembangan kepribadian tidak dapat diukur
melalui suatu tes hasil belajar.
3.3 Pola
relasi-relasi manusia dan kesehatan mental
Pola relasi-relasi manusia dan
kesehatan mental berasaskan keyakinan, bahwa orang akan hidup lebih bahagia
bila dapat menjaga kesehatan mentalnya dan membina hubungan baik dengan orag
lain. Segi positif pola ini adalah peningkatan kerja sama antara seluruh
anggota staf pendidik dan paeserta didik. Kelemahannya, jika si pembimbing
tidak menguasai berbagai cara dalam memberikan pelayanan bimbingan, maka
tujuannya tidak akan tercapai, yaitu tujuan untuk meningkatkan taraf integrasi
dalam kepribadian sertataraf kesehatan mental dan meningkatkan kualitas
hubungan manusiawi dengan sesama.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jenis
bimbingan bisa dilihat dari bentuk, sifat, dan ragam. Bentuk bimbingan lebih
mengarah pada jumlah individu yang diberi pelayanan bimbingan. Dilihat dari
bentuknya, bimbingan ada dua yaitu bimbingan individual dan bimbingan kelompok.
Sifat bimbingan disini menunjuk pada
tujuan yang ingin dicapai dalam pelayanan bimbingan. Dilihat dari sifatnya ada
sifat pencegahan, penyembuhan, perbaikan,
pemeliharaan dan pengembangan.
Ragam
bimbingan menunjuk pada bidang kehidupan tertentu yang menjadi fokus perhatian
dalam pelayanan bimbingan. Dilihat dari ragamnya ada bimbingan belajar,
bimbingan karier, dan bimbingan pribadi dan sosial.
Pola dasar bimbingan ada pola generalis, pola
spesialis, pola kurikuler dan pola relasi-relasi manusia dan kesehatan mental.
Daftar
Pustaka
Winkel.1997.Bimbingan dan Konseling Di Institusi
Pendidikan.Jakarta:Grasindo.
Prayitno dan Erman
Amti.2004.Dasar-dasar Bimbingan dan
Konseling.Jakarta:Rineka Cipta.