selamat datang di blog teknologi informasi BK saya

Translate

Minggu, 28 Desember 2014

KONSEP PROGRAM PREVENSI DALAM KOMUNITAS


 Konsep Prevensi
            Prevensi adalah upaya untuk mencegah timbulnya masalah. Prevensi merupakan sebuah konsep yang berasal dari bahasa latin yang memiliki arti “mengantisipasi sesuatu sebelum hal tersebut terjadi”. Prevensi menitikberatkan pada faktor-faktor yang dapat diubah sebelum keadaan yang tidak diinginkan berkembang lebih jauh.
            Psikologi komunitas lebih menekankan pada upaya pencegahan, bukan pada praktik perawatan perawatan (treatment) yang merupakan ranah dari psikologi klinis. Setelah ada masalah, treatment biasanya baru dimulai dan kadang-kadang bisa dikatakan terlambat sehingga kurang efektif. Kita biasanya menyadari beratnya kerusakan dan penderitaan psikologis yang dialami setelah berbagai usaha serta kagagalan mengatasi dilakukakan dan untuk memulihkan kembali kekadaan memerlukan biaya perbaikan yang mahal diseertai kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat luas. Pencegahan dapat menolong sebelum mamsaah terjadi.
            Psikologi komunitas lebih menekankan pada tindakan proaktif mencegah ketimbang tindakan reaktif. Tindakan reaktif sering muncul ketika menghadapi kejadian maisalnya seorang tertangkap dipukuli ramai-ramai karena dikira pencuri, atau di jalan raya banyak orang/pengendara bertindak sesuai kepentingannya sendiri merupakan tindakan reaktif yang menimbulkan kemacetan. Sebaliknya tiindakan pencegahan sebagai contoh: polisi berpatroli secara rutin untuk mencegah adanya kemacetan lalu lintas dan kejahatan. Pemerintah mengeluarkan peraturan tertulis menetapkan perilaku yang diinginkan guna mencegah perilaku yang  tidak diharapkan. Penjelasan tentang seks sebaiknya diberikan sebelum memasuki usia dewasa sehingga kehamian yang tidak dikehendaki dapat dicegah karena remaja sudah mengetahi akibat dar tindaknyang dilakukan.
            Psikologi komunitas memberi penekanan untuk memperkembangkan kompetensi sosial, meningkatkan kesadaran masyarakat akan kekuatan positif yang dimiliki bersama. Kompetensi pada hakikatnya adalah kemampuan seseorang dalam menguasai sesuatu; kompetensi adalah kemauan mendasar untuk merasa mampu mengerjakan sesuatu. Ketika berinteraksi dengan orang laintidak ada seorangpun yang mau dikatakan bahwa dirinya tidak kompeten. Menyadari adanya kemampuan pada setiap orang merupakan suatu kekuatan yang berguna untuk kepentingan bersama atau dalam mengupayakan suatu keinginan bersama.
            Sampai saat ini prevensi dan promosi utama tersebut masih dipertentangkan yaitu apakah menggunakan pendekatan pencegahan terhadap gangguan (proponent of disorder prevention) atau pendekatan prevensi untuk peningkatan kesejahteraan dan kompetensi sosial (promotion of wellness and socil competence).
            Pendukung konsep prevensi terhadap suatu gangguan menganggap bahwa mencegah gangguan kelainan seperti depresi, schizophrenia, bunuh diri atau kelainan lainnya merupakan suatu hal yang penting unutk dipelajari. Penelitian dalam hal ini harus ditujukan untuk menghambat dan mengurangi faktor-faktor risiko yang muncul dari adanya kelaianan tersebut. Sudut pandang ini lebih mengutamakan pilihan intervensi yang sifatnya khusus da nada indicator yang jelas.
            Adapun pendukung dari pendekatan peningkatan kesejahteraan dan kompetensi sosial (promotion of wellness and socil competence) percaya bahwa banyak manusia yang tidak berada dalam kondisi psikologis bahagia dan sejahtera (psychological well-being). Kita perlu menolong orang lebih dari sekedar menolong dan mengeluarkan mereka dari penderitaan, melainkan menolong agar dapat membuat mereka merasa bahagia-sejahtera.penelitian dari sudut pandang konsep ini harus ditujukan untuk mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor yang berpotensi meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan ketahanan mental untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
            Peran para psikolog komunitas dalam hal ini adalah mempertahankan kedua pespektif trsebut untuk saling mengisi dan menjembatani fungsi keduanya.
            Melaksanakan program pencegahan dan pengembangan kompetensi sosial di lapangan perlu mempertimbangakan banyak hal.
            Model prevensi dalam psikologi kmunitas dikemukakan oleh bower (dalam wibowo dkk:2013) menekankan pada kompetensi sosial, kesejahteraan, kesehatan, dan permasalahn perilaku.

Macam Upaya Pencegahan
            Dalam kehidupan ada tiga macam upaya pencegahan, yaitu: (1) key integrated social system (kiss), (2) ailing-in difficulty (AID), dan (3) Illness Correctional Endeavor (ICE).
1)      KISS
key integrated social system (KISS) merupakan setting formal maupun informal dimulai sejak dalam kandungan ibu sampai pada masa kanak-kanak. Sistem yang pertama adalah sistem perawatan kesehatan anak yang dimulai dari masa prenatal, proses kelahiran, dan perawatan pasca kelahiran. Sistem yang kedua adalah keluarga yang dapat membentuk nilai dan harapan hidup serta memberikan kesempatan bagi perkembanngan kognitif, afektif, kemampuan interpersonal dan keterampilan akademik anak. Sistem yang ketiga adalah sekolah sebagai tempat mengenal dan pembentukan nilai-nilai dalam masyarakat pada anak. Sistem informal dalam KISS lebih menitikberatkan pada hubungan anak dengan lingkungan sosialnya, seperti lingkungan teman-teman dekat (peers). KISS merupakan integrasi dari sitem-sistem sosial yang hidup dalam masyarakat yang berinteraksi secara langsung dan intens untuk menanamkan nilai-nilai masyarakat itu sendiri.
2)      AID Institution
Orang-orang yang kurang memiliki kesempatan untuk memfungsikan dirinya berinteraksi secara langsung dan intens seperti dalam model KISS dapat mengambil alternative prevensi dalam institusi AID atau Ailing in Difficulty. Sebagai contoh, dapat berupa pelayanan, pengarahan dan konseling di sekolah, pemberian fasilitas perawatan kesehatan mental bagi gawat darurat di rumah sakit.para pasien yang tidak dirawat di rumah sakit, dan pelayanan perawatan bagi pasien yang berada dalam ruangan gawat darurat rumah sakit.
3)      ICE
ICE atau Illness Correctional Endeavors merupakan usaha-usaha untuk memperbaiki keadaan orang yang sakit atau yang membutuhkan dukungan mental. Biasanya sitem ICE ini terdapat di rumah sakit (psikiater), penjara dan fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang lainnya.

 Jenis Prevensi
            Caplan (dalam Wibowo, 2013) membedakan prevensi ke dalam tiga jenis, yaitu:
1.      Prevensi primer (Primary intervention)
Prevensi ini diberikan untuk semua populasi, tidak hanya pada populasi yang diketahui sedang membutuhkan pertolongan, tetapi juga yang berada dalam kondisi sukar (distress). Intervensi pencegahan awal yang dilakukan adalah dengan mengurangi kemungkinan munculnya dampak yang membahayakan dari lingkungan sebelum hal tersebut berkembang menjadi masalah. contohnya seperti memberi vaksinasi, memberikan program pelatihan pengambilan keputusan dan pelatihan keterampilan memecahkan masalah.
2.      Prevensi sekunder (secondary prevention)
Prevensi ini disebut juga prevensi dini karena masyarakat mulai melihat tanda-tanda munculnya gangguan atau kesulitan yang berarti. Dalam prevensi ini intervensi diberikan pada mereka yang sudah memperlihatkan gejala awal munculnya gangguan atau penyakit. Contohnya adalah program yang ditargetkan untuk anak yang pemalu dan suka menarik diri.
3.      Prevensi tersier (tertiary prevention)
Prevensi ini diberikan kepada anggota masyarakat yang telah mengalami gangguan (disfungsi) dengan maksud untuk membatasi  perkembangan gangguan tersebut, misalnya dengan menurunkan intensitas dan durasi gangguan serta mencegah timbul kembali gejala atau komplikasi tambahan di masa yang akan datang.
      Mrazek dan Hargerty mengenalkan bentuk ukuran pencegahan yang digunakan dalam institute of medicine (IOM) report. Kontribusi utama mereka berkaitan dengan hal-hak yang bersifat umum/universal, pilihan / selektif, mengukur indicator, dan metode pencegahan.
a.       Pengukuran prevensi umum
langkah-langkah prevensi umum intervensi diberikan untuk setiap orang yang berada dalam kelompok populasi, yang sudah terdaftar dalam populasi yang dimaksud adalah semua orang walaupun mereka yang tidak berada dalam kondisi sulit (distress). Pencegahan ini hamper sama dengan tahapan primary prevention caplan
b.      Pengukuran prevensi selektif
Langkah-langkah ini diberikan kepada individu yang berisiko mendapat gangguan mental di atas rata-rata. Risiko yang muncul dapat berasal dari lingkungan seperti berikut: rendahnya penghasillan, konlik keluarga, harga diri yang rendah, dan faktor-faktor individu lainnya.
c.       Pengukuran indikasi-prevensi
Langkah-langkah prevensi ini digunakan untuk individu berisiko tinngi untuk mengalami gangguan mental yang ebih parah di masa yang akan datang, terutama mereka yang telah menunjukkan symptom awal dari gangguan. Difinisi yang dipakai IOM lebih mengacu pada pendekatan prevensi gangguan spesifik dan bukan pada pengembangan kompetensi.







0 komentar:

Posting Komentar

komentar dengan bahasa yang baik dan sopan ya :)