selamat datang di blog teknologi informasi BK saya

Translate

Minggu, 28 Desember 2014

TEORI PENGEMBANGAN KAP: TEORI SELF DISCLOSURE, TEORI ATRIBUSI, DAN TEORI PENETRASI SOSIAL


A.    Teori Disclosure
Teori ini dikenal dengan istilah jendela johari atau johari window. Nama johari merupakan singkatan dari orang yang memperkenalkan teori tersebut,yaitu Joseph Luft dan Harry Ingham. Menurut teori ini, pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain akan meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, kita akan mendekati kenyataan dan bila demikian maka kita cenderung lebih terbuka dengan orang lain yang pada gilirannya akan menerima informasi-informasi , pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan dari siapapun juga.
1.      Faktor-faktor yang memengaruhi self disclosure
a)      Keterbukaan orang lain
Umumnya self disclosure saling timbal balik. Jika dalam interaksi dengan orang lain lebih dulu terbuka maka akan memancing diri kita untuk terbuka juga. Selain itu self disclosure juga akan terjadi ketika dalam berinteraksi ada reaksi yang positif dan penghargaan dari masing-masing orang yang berkomunikasi.
b)      Ukuran audiens
Ukuran orang yang sedang berkomunikasi dalam jumlah yang sedikit misalnya dua orang maka akan ada kecenderungan untuk membuka diri. Hal ini bisa terjadi pada kelompok kecil atau komunikasi diadik (dua orang). Situasi diadik yang paling memungkinkan pihak yang terbuka untuk menghadapi reaksi dan respon pihak lain.
c)      Topik
Topik akan memengaruhi banyaknya orang yang akan membuka diri. Misalnya, hobbi lebih menarik dari pada kondisi keuangan. Orang yang mempunyai hobi yang sama ada kecenderungan untuk membuka diri karena memounyai kesamaan dalam topic yang dibicarakan.
d)     Valensi
Valensi merupakan kualitas positif atau negative dari self disclosure. Kita akan mengembangkan atraksi yang lebih besar pada orang yang menggunakan self disclosure yang positif. Ini biasa terjadi pada tahap awal interaksi, sedangkan yang negative terjadi ketika hubungan sudah berlangsung lama dan akrab.
e)      Gender
Menurut hasil penelitian, wanita lebih terbuka dari pada laki-laki. Tapi dalam hal kualitas self disclosure, keduanya mengarah pada negative Hal ini bisa terjadi karena adanya stereotype bahwa laki-laki itu mandiri, kompetitif, tidak simpatik. Sedangkan wanita itu ketergantungan, tidak agresif dan interpersonal oriented.
f)       Lawan bicara
Kita lebih sering terbuka pada orang terdekat dan yang akrab dengan kita, contoh suami, isteri, sahabat, selain itu juga pada orang yang kita sukai, pada orang yang menerima kita, mengerti kita dan mendukung kita.
2.      Manfaat Self Discosure
a)      Informasi tentang diri sendiri
Dengan terbuka dengan orang lain kita mendapat perspektif baru tentang diri kita dan lebih memahami perilaku kita.
b)      Kemampuan untuk mengatasi masalah
Self disclosure dapat meningkatkan kemamouan mengatasi masalah. Kita menerima diri kita melalui cara pandang orang lain, jika kita merasa orang lain akan menolak kita maka kita akan menolak diri kitajuga.
c)      Komunikasi efektif
Dengan adanya keterbukaan antara orang yang berkomunikasi maka kita akan lebih memahami apa yang dimaksud salam pembicaraan. Disamping itu komunikasi akan menjadi efektif apabila orang yang berkomunikasi sudah saling mengenal dengan baik.
d)     Kesehatan mental
Orang yang terbuka akan terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh stres. Hal ini sejalan dengan suatu pendapat orang yang mempunyai masalah kemudian menceritakan pada teman akrabnya (proses katarsis) maka orang tersebut akan merasa lega dan merasa semua persoalan yang dihadapi sudah terpecahkan dan pada gilirannya akan merasa lega serta menjadi lebih rilek dalam menghadapi kehidupan.
3.      Bahaya Self Disclosure
a)      Tidak professional dan kehilangan karir
Apabila kita selalu terus terang pada siapa saja tentang apa yang ada pada diri kita dapat membahayakan karir seseorang.
b)      Tidak punya teman
Apabila kita membuka diri tentang aib kita  maka dampak yang lebih fatal adalah semua orang menghindar karena ternyata kita tidak sebaik yang dikira sebelumnya.
c)      Menghancurkan hubungan yang telah terjalin dengan baik
Hal ini bisa terjadi karena merasa sebagai teman akrab maka ia akan membuka semua kepada orang lain sehingga dapat berakibat hubungan social menjadi rengganag dan pada gilirannya dapat hancur atau putus. Contoh bercanda yang terlewat batas dan menyinggung perasaan dapat berakibat pada hubungan mereka  menjadi terganggu.
d)     Komunikasi yang tidak dapat diubah
Kita tidak dapat merubah apa yang sudah menjadi kesimpulan yang telah dibuat oleh orang lain dengan keterbukaan kita.


B.     Teori Atribusi
Teori ini mencoba menggambarkan komunikasi seseorang yang berusaha meneliti, menilai dan menyimpulkan  sebab-sebab dari suatu tindakan atau tingkah-laku yang dilakukan orang lain. Dengan kata lain teori ini mencoba menjelaskan proses kognitif yang dilakukan seseorang untuk menjelaskan sebab-sebab dari suatu tindakan.

Contoh dari teori ini jika anda melihat seseorang menyampaikan ceramah di hadapan anda, kemudian anda melihat penceramah tersebut gelagapan, keringat dingin dan berbicara terbata-bata, maka anda menilai tindakan tersebut dengan mencoba mengemukakan beberapa alasan; pertama orang itu nampak grogi karena tidak membuat persiapan (alasan internal/disposisional). Kedua orang tersebut grogi karena semua persiapannya yang disimpan di flashdisk tidak terbawa (alasan situasional/external), bisa juga anda langsung menilainya kalau penceramah tadi memang tidak bisa presentasi (internal/disposisional). Nah penilaian-penilaian semacam ini baik alasan internal maupun external disebut atrribusi.
Menurut Heyder F (1958) jika anda melihat seseorang berbuat sesuatu, maka secara langsung anda membuat suatu penilaian tentang apa yang menyebabkan orang tersebut melakukan hal itu. Dan penilaian tersebut bisa terjadi dengan melihat faktor disposisional atau faktor situasional. Disposisional adalah faktor internal seperti kepribadian, karakter atau faktor biologis. Sedangkan situasional adalah faktor external seperti lingkungan atau keadaan.
Berkomunikasi dengan pendekatan attribution berarti orang tersebut akan menyampaikan pesan kepada lawan komunikasinya dengan bersandarkan pada hasil penilaiannya (persepsinya) terhadap tingkah-laku lawan bicaranya.
Menurut Kelley perilaku manusia disebabkan oleh factor internal, eksternal atau keduanya secara bersamaan. Penilaian seseorang terhadap prilaku orang lain itu dengan memperhatikan tiga factor yaitu consensus, konsistensi dan kekhasan.
Pertama, consensus yaitu bagaimana seorang bereaksi bila dibandingkan dengan orang lain terhadap stimulus tertentu. Misalnya A bereaksi terhadap percakapan B, sedangkan C tidak menanggapi percakapan B, maka dapat dinyatakan A mempunyai consensus.
Kedua, konsistensi yaitu bagaimana seorang bereaksi terhadap stimulus yang sama dalam situasi yang berbeda. Misalnya seorang mahasiswa tidur ketika diajar oleh dosen X, dan ternyata ketika diajar oleh dosen Y mahasiswa tersebut juga tidur. Ini menandakan ada konsistensi pada mahasiswa tersebut.
Ketiga, kekhasan yaitu bagaimana seorang bereaksi terhadap stimulus atau situasi yang berbeda-beda. Misalnya mahasiswa tidur ketika diajar oleh dosen X, tapi ketika diajar oleh dosen Y mahasiswa tersebut tidak tidur, ini menandakan bahwa mahasiswa tersebut mimiliki kekhasan.
Secara singkat dapat digambarkan untuk menentukan atribusi atas prilaku seseorang dengan model Kelley adalah sebagai berikut:
Jika konsensus tinnggi + konsistensi tinggi + distingtif tinggi = atribut situasional/external.
Jika konsensus tinggi + konsistensi rendah + distingtif tinggi= atribut external (situasional).
Jika konsensus rendah + konsistensi tinggi + distingtif rendah= internal /    disposisional.  
Teori atribusi juga bisa digunakan untuk menganalisis keberhasilan dan kegagalan seseorang. Menurut weiner, untuk menganalisis keberhasilan atau kegagalan seseorang didasarkan pada dua dimensi yaitu Locus of Control (LC internal-eksternal) yaitu bahwa keberhasilan atau kegagalan seseorang dapat disebabkan oleh factor internal atau eksternal. Dan dimensi stabilitas penyebab yaitu keberhasilan atau keggalan seseorang disebabkan oleh factor-faktor yang bersifat stabil atau tidak stabil.

C.     Teori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi Sosial dipopulerkan oleh Irwin Altman & Dalmas Taylor. Teori penetrasi sosial secara umum membahas tentang bagaimana proses komunikasi interpersonal. Di sini dijelaskan bagaimana dalam proses berhubungan dengan orang lain, terjadi berbagai proses gradual, di mana terjadi semacam proses adaptasi diantara keduanya, atau dalam bahasa Altman dan Taylor: penetrasi sosial.
Altman dan Taylor (1973) membahas tentang bagaimana perkembangan kedekatan dalam suatu hubungan. Menurut mereka, pada dasarnya kita akan mampu untuk berdekatan dengan seseorang yang lain sejauh kita mampu melalui proses “gradual and orderly fashion from superficial to intimate levels of exchange as a function of both immediate and forecast outcomes.
Dalam perspektif teori penetrasi sosial, Altman dan Taylor menjelaskan beberapa penjabaran sebagai berikut:
Pertama, Kita lebih sering dan lebih cepat akrab dalam hal pertukaran pada lapisan terluar dari diri kita. Kita lebih mudah membicarakan atau ngobrol tentang hal-hal yang kurang penting dalam diri kita kepada orang lain, daripada membicarakan tentang hal-hal yang lebih bersifat pribadi dan personal. Semakin ke dalam kita berupaya melakukan penetrasi, maka lapisan kepribadian yang kita hadapi juga akan semakin tebal dan semakin sulit untuk ditembus. Semakin mencoba akrab ke dalam wilayah yang lebih pribadi, maka akan semakin sulit pula.
Kedua, keterbukaan-diri (self disclosure) bersifat resiprokal (timbal-balik), terutama pada tahap awal dalam suatu hubungan. Menurut teori ini, pada awal suatu hubungan kedua belah pihak biasanya akan saling antusias untuk membuka diri, dan keterbukaan ini bersifat timbal balik. Akan tetapi semakin dalam atau semakin masuk ke dalam wilayah yang pribadi, biasanya keterbukaan tersebut semakin berjalan lambat, tidak secepat pada tahap awal hubungan mereka. Dan juga semakin tidak bersifat timbal balik.
Ketiga, penetrasi akan cepat di awal akan tetapi akan semakin berkurang ketika semakin masuk ke dalam lapisan yang makin dalam. Tidak ada istilah “langsung akrab”. Keakraban itu semuanya membutuhkan suatu proses yang panjang. Dan biasanya banyak dalam hubungan interpersonal yang mudah runtuh sebelum mencapai tahapan yang stabil. Pada dasarnya akan ada banyak faktor yang menyebabkan kestabilan suatu hubungan tersebut mudah runtuh, mudah goyah. Akan tetapi jika ternyata mampu untuk melewati tahapan ini, biasanya hubungan tersebut akan lebih stabil, lebih bermakna, dan lebih bertahan lama.
Keempat, depenetrasi adalah proses yang bertahap dengan semakin memudar. Maksudnya adalah ketika suatu hubungan tidak berjalan lancar, maka keduanya akan berusaha semakin menjauh. Akan tetapi proses ini tidak bersifat eksplosif atau meledak secara sekaligus, tapi lebih bersifat bertahap. Semuanya bertahap, dan semakin memudar.
Dalam teori penetrasi sosial, kedalaman suatu hubungan adalah penting. Tapi, keluasan ternyata juga sama pentingnya. Maksudnya adalah mungkin dalam beberapa hal tertentu yang bersifat pribadi kita bisa sangat terbuka kepada seseorang yang dekat dengan kita. Akan tetapi bukan berarti juga kita dapat membuka diri dalam hal pribadi yang lainnya. Mungkin kita bisa terbuka dalam urusan asmara, namun kita tidak dapat terbuka dalam urusan pengalaman di masa lalu. Atau yang lainnya.
Karena hanya ada satu area saja yang terbuka bagi orang lain (misalkan urusan asmara tadi), maka hal ini menggambarkan situasi di mana hubungan mungkin bersifat mendalam akan tetapi tidak meluas (depth without breadth). Dan kebalikannya, luas tapi tidak mendalam (breadth without depth) mungkin ibarat hubungan “halo, apakabar?”, suatu hubungan yang biasa-biasa saja. Hubungan yang intim adalah di mana meliputi keduanya, dalam dan juga luas.
Keputusan tentang seberapa dekat dalam suatu hubungan menurut teori penetrasi sosial ditentukan oleh prinsip untung-rugi (reward-costs analysis). Setelah perkenalan dengan seseorang pada prinsipnya kita menghitung faktor untung-rugi dalam hubungan kita dengan orang tersebut, atau disebut dengan indeks kepuasan dalam hubungan (index of relational satisfaction). Begitu juga yang orang lain tersebut terapkan ketika berhubungan dengan kita. Jika hubungan tersebut sama-sama menguntungkan maka kemungkinan untuk berlanjut akan lebih besar, dan proses penetrasi sosial akan terus berkelanjutan.
Altman dan Taylor merujuk kepada pemikiran John Thibaut dan Harold Kelley yang menyatakan bahwa kita cenderung memperkirakan keuntungan apa yang akan kita dapatkan dalam suatu hubungan atau relasi dengan orang lain sebelum kita melakukan interaksi. Kita cenderung menghitung untung-rugi. Jika kita memperkirakan bahwa kita akan banyak mendapatkan keuntungan jika kita berhubungan dengan seseorang tersebut maka kita lebih mungkin untuk membina relasi lebih lanjut.
Dalam masa-masa awal hubungan kita dengan seseorang biasanya kita melihat penampilan fisik atau tampilan luar dari orang tersebut, kesamaan latar belakang, dan banyaknya kesamaan atau kesamaan terhadap hal-hal yang disukai atau disenangi. Dan hal ini biasanya juga dianggap sebagai suatu “keuntungan”.
Akan tetapi dalam suatu hubungan yang sudah sangat akrab seringkali kita bahkan sudah tidak mempermasalahkan mengenai beberapa perbedaan di antara kedua belah pihak, dan kita cenderung menghargai masing-masing perbedaan tersebut. Karena kalau kita sudah melihat bahwa ada banyak keuntungan yang kita dapatkan daripada kerugian dalam suatu hubungan, maka kita biasanya ingin mengetahui lebih banyak tentang diri orang tersebut.
huBungan yang sedang mereka jalani tersebut.
Intinya, menurut teori ini dalam hubungan antar pribadi telah terjadi penyusupan social. Seperti diketahui bahwa dalam proses awal terciptanya hubungan social diawali dengan perkenalan. Dalam perkenalan dengan orang lain untuk pertama kalinya kita sebenarnya mulai dengan ketidakakraban dan kemudian dengan proses yang terus menerus sedikit demi sedikit berubah menjadi lebih akrab sehingga pengembangan hubungan mulai terjadi. Dri sinilah orang mulai menghitung apa yang bias diterima atas hubungan social atau keuntungan apa yang dapat diperoleh melalui hubungan sosial.

  

0 komentar:

Posting Komentar

komentar dengan bahasa yang baik dan sopan ya :)